Kalau suka membaca komik-komik yang berasal dari jepang, pastilah tau istilah Purikura atau Foto Box. dikomik, digambarkan bahwa remaja Jepang sangat menyukai kegiatan tersebut dan entah kenapa sepertinya heboh. Nah, apa bedanya purikura dengan foto box biasa di Indonesia? Hal tersebutlah yang membuat saya penasaran untuk mencoba purikura di Jepang.
Di Akihabara, Saya, Fia, Acha, dan Redian akhirnya mencoba purikura. Memang kita meminta Acha dengan paksa berjanji untuk membawa kita ke purikura booth. Tadinya Acha mau mengajak kita purikura di Shinjuku, tetapi karena tidak sempat akhirnya Acha membawa kita ke Akiba saja. Kebetulan di Akiba kita juga janjian dengan Redian (teman SMA saya yang kerja di Jepang). Awalnya Redian selalu bilang "gak mauu gak mauuu ceweee semuuaa maaluuu gw" tapi malah yang palik aktif gaya saat di booth -__-
Purikura singkatan dari "purintokurabu" atau Print Club. Ternyata benar seperti kata komik, sangat populer di Jepang. Nah, perbedaanya dengan foto box di Indonesia, di Purikura booth ini kita bisa foto terus mengedit hasilnya, touchscreen gitu deh. Bisa ditambah stamp, aksesoris, kacamata, text, mata digedein (kayak foto diatas), ditambah segala macem apa pun ada deh. Sampai takjub waktu itu dengan segala apa-pun-yang-bisa-ditambahkan-ke-foto. Foto yang diatas paling "sepi", dan belum ditambahkan segala aksesorisnya. Oh iya, kita bisa kirim fotonya dari booth ke HP, makanya bisa ada softfilenya. Canggih sekali kan?
No comments:
Post a Comment