Showing posts with label Lombok. Show all posts
Showing posts with label Lombok. Show all posts

Wednesday, 30 October 2013

Bersepeda di Gili Trawangan Lombok

Berhubung kendaraan motor tidak boleh masuk di Pulau kecil ini, maka hanya ada sedikit alternatif berkendara untuk berkeliling di pulau ini. selain dengan menaiki semcam andong -maksimal 3 orang- yang harganya cukup mahal, maka solusi satu-satunya adalah dengan bersepeda. Harga perjam sekitar 15.000 rupiah, dan perhari sekitar 50.000 rupiah. Namun beruntungnya saya berlibur dengan jejaka-jejaka yang pintar menawar hingga mendapatkan harga 25.000 perhari.

Sepeda yang tidak bisa di parkir berdiri karena saking halusnya pasir

Sepeda Sewaan
Numpang Foto

Hotel Ombak Sunset

Betapa bahagianya kita saat itu haha

Dengan bersepeda kita bisa mengelilingi seluruh pulau Gili Trawangan. Start point kami adalah Pasar seni kearah kanan berjalan terus hingga balik lagi ke Pasar seni dari arah Pelabuhan. Tidak semua jalan sudah bagus saat itu, masih banyak track yang jalannya adalah pasir sehingga sulit untuk sepeda melewatinya. ah saya merindukan berkeliling dengan sepeda di pulau indah itu dengan laut disepanjang jalannya, angin sepoi-sepoi, dan canda hangat bersama teman-teman tercinta. hehe

Monday, 21 October 2013

Pengalaman dengan Bocah-Bocah

Selama di perjalanan Lombok-Bali Maret lalu, ada pengalaman tak terlupakan yang melibatkan bocah-bocah.

Ketika berada di gerbang Goa Lawar di Bali, seketika ada seorang bocah yang menghampiri saya, dan berkata “Kakak Cantik deh” berulang-ulang, lalu bocah tersebut mengintili kemanapun saya pergi, berbaik hati memakaikan kain untuk masuk ke Goa, dan memberikan sebuah gelang yang manis. Namun ternyata, ada seuntai pesan yang dia ucapkan ditelinga saya setelahnya “Kak, jangan lupa ya nanti pas pulang beli oleh-oleh”. Sontak, saya dan kawan-kawan pun tertawa terbahak-bahak. Dibalik ucapan “kakak cantik” yang membuat saya yang berpenampilan pas-pasan ini ge-er, ternyata ada maunya toh. Dan benar saja, ketika saya balik, saya langung dikerubungi untuk membeli “oleh-oleh” dengan harga yang tidak karuan mahalnya. Yaaah, walaupun begitu, bagaimana saya tega mengabaikan bocah kecil yang berkata “Kakak cantik” kepada saya. Huft, benar-benar startegi marketing yang mantaplah.

Bocah di Goa Lawar

Pengalaman kedua terjadi di Pantai Kuta. Pada saat di mobil menuju pantai Kuta, Pak Jamani, tour guide kami di Lombok berpesan jangan sekalipun membeli sesuatu dari yang jualan disana. Okeh, akan kami ingat pesan tersebut. Sesampainya disana, benar saja ada banyak bocah-bocah yang berjualan. Semua bocah-bocah tersebut mengerubungi kami secara membabi buta untuk memaksa kami membeli oleh-oleh yang berupa gelang. Setiap kepala dari kami, paling tidak diintili satu orang bocah yang menawarkan dagangannya. Sialnya, saya dan andre memiliki hati bak malaikat turun ke bumi, kami pun luluh dan membeli oleh-oleh dari seorang bocah. Namun ternyata oh ternyata, berita kami membeli gelang disebarkan oleh si penjual ke semua temannya. Walhasil, saya dan andre dikerubungi semua bocah yang mengatakan “kok kakak gak adil sih, masa beli ke temen saya aja, kami juga dibeli dong gelangnya”. Semua menuntut keadilan dari kami berdua. Setiap saya jalan satu langkah, pasti ada kata “adil” yang diteriakkan oleh bocah-bocah itu. Ya bagaimana bisa saya menerapkan konsep keadilan kalau ada sekitar 10 bocah disana yang menuntut hal yang sama. Dan teman-teman saya pun cuman tertawa terbahak-bahak melihat kami yang tidak bisa menikmati indahnya pantai Kuta sore itu karena bocah-bocah ini. Mereka tetap gigih menawarkan gelangnya kepada kami dari harga 10.000/buah hingga 10.000/3 buah hingga sore hari. Memaksa sambil mengatakan konsep keadilan.

Bocah di Pantai Kuta

Akhirnya, si andre mempunyai ide brilian, menawar hingga mendapatkan harga 10.000/empat buah dan mengajak saya patungan dan membeli gelang dari masing-masing bocah tersebut. Setiap anak akan dibeli satu buah gelangnya. Andrepun menyuruh bocah-bocah tersebut baris. Berhubung tidak ada receh, maka kami berkata kepada bocah-bocah tersebut untuk membagi-bagi duitnya masing-masing. Kami pikir rencana ini brilian sekali, sampai si Bocah kecil pirang yang memakai baju SD membawa kabur uangnya dan hanya dibagikan ke 1 orang temannya. Kami dibohongin bocah pirang. Sialnya, bocah bocah lain malah marah ke kami, bukan ke bocah pirang tersebut. Namun akhirnya, kami bisa kabur dari bocah-bocah tersebut dan bisa sedikit menikmati indahnya pantai kuta sore itu setelah perjuangan yang melelahkan. Namun ada hal yang membuat saya makin gondok, yaitu ketika pulang si bocah pirang menghampiri saya dan berkata “Kakak, gelangnya boleh 500 satu buah” seakan-akan meledek saya dengan nyinyirnya #huft.

Sunday, 26 May 2013

Pasir di Kuta, Lombok

Seperti inilah penampakan pasir di beberapa pantai di lombok. Seperti merica besarnya.

Tuesday, 23 April 2013

Menuju Gili Trawangan dari Bali

Pesawat dan kapal. Dua moda transportasi yang bisa ditempuh untuk menginjakan kaki di bumi Lombok (speed boat termasuk kapal kan? kapal cepat hehe). Okey, jika pergi dengan pesawat tentu tidak usah dijelaskan panjang lebar disini. Cukup dengan mengeluarkan duit lebih, terbang dengan santainya, dan yups like magic sampailah di bandara. Ah andai Dirgantara tidak ditutup, saya yakin betapa murahnya harga tiket pesawat dalam negeri.

Dari bandara Ngurah Rai, kita bisa langsung menuju ke Padang bai (pelabuhan di bali) dengan:
  1. Mobil sewaan. Jika jumlah anggota liburannya banyak dan punya duit lebih, saya sarankan untuk   menyewa mobil. Lebih efisien dan menghemat waktu. Kalau mau menyewa bisa menghubungi pak Komang dan Pak Koming (081934382111).
  2. Naik elf biru dari terminal Ubung ke Padang Bai. Elf birunya ini adanya pagi-pagi aja ya. Nah dari Bandara ke terminal Ubungnya ini juga agak susah. Pernah teman saya naik Ojek untuk pergi ke Terminal Ubungnya.
  3. Naik taksi dari Bandara. Sekitar 350-ribuan.
  4. Ada travel dari Kuta ke Padang Bai.
Dari Padang Bai Ke Lembar (pelabuhan di Lombok), bisa dengan dua kapal:
  1. Kapal regular dengan harga 40ribu (kalau gak salah). Lama perjalanan 5 jam. Ada setiap satu jam sekali. Saran saya, lebih baik naik kapal pada saat malam hari, karena kapalnya sangat nyaman dan kita bisa tidur nyenyak. Bahkan bisa sewa kasur seharga 20ribu.
  2. Speed Boat. Nah kalo punya budget lebih, coba lah naik speed boat dan bisa diantar langsung ke Sengigigi dan ke Gili. Harganya rata-rata 500rb sekali jalan. Waktu itu saya pernah mencari yang termurah itu 500ribu pp. Lama perjalanan sekitar 2 jam.
(Pelabuhan Padang Bai)

Di Padang Bai banyak calo loh. hati-hati ya. Ketika kita sampai di Padang bai, entah bagaimana prosesnya, tas-tas kita langsung dibawa pergi oleh entah siapa, dan sopir kita Pak Koming malah ketakutan dan mengiyakan saja tas kita dibawa. Lalu Munculah Om Tato dengan tatonya sepanjang 9 cm  berkaos dekil plus celana pendek menghampiri kita menawarkan tiket dan menggiring orang-orang polos ini ke kapal. Nah karena kita sudah bertekad untuk naik kapal malam, kita menolak untuk langsung naik kapal saat itu yaitu jam 6. Namun, kita tidak bisa menolak membeli tiket dari om tato. Setelah kita cek ke counter tiket, ternyata om calo menawarkan harga yang sama dengan harga normal. Nah loh, apakah om tato ternyata malaikat yang turun dari langit? hahaha. Setelah kita sempat berbingung ria, akhirnya kita sadar, ternyata jumlah tiketnya hanya 8 dan jumlah orangnya 9. Dari situlah om tato mengambil untung ternyata. Karena takut diturunin dari kapal karena kurang satu tiket, akhirnya kita "lebih galak" dari om tato dan menyuruh dia untuk memastikan hingga kita tidak apa-apa di kapal dan oke hanya dengan 8 tiket. fyuuuhhh.

(Suasana di kapal)


Dari Lembar ke pelabuhan Bangsal, bisa dengan:
  1. Menyewa mobil lagi. Harga di Lombok lebih mahal ya dibanding Bali. Lama perjalanan sekitar 1.5 jam.
  2. Pergi ke Terminal mandalika (ongkos 10rb), lalu naik angkot tujuan Desa Pemenang (15ribu), dan naik ojek ke pelabuhan bangsal (3ribu). lama perjalanan sekitar 3.5 jam.
(Pelabuhan Bangsal)

Karena peristiwa Om tato, yang seharusnya kita naik kapal jam 12 tetapi malah naik kapal jam 8 Malam, berdampak kita terlalu pagi tiba di Lembar. Untungnya, kita menyewa mobil, jadi tidak terlunta-lunta. Namun ternyata kita sampai di bangsal jam 2 pagi. Malah terlunta-lunta tidak karuan. Akhirnya setelah tidak menemukan musola dan masjid, kita mendapatkan tumpangan di warung fahmi CS. Terimakasih Fahmi kecil yang tidak tidur semalaman.

(Warung Fahmi CS tempat kita bermalam)

Dari Bangsal ke Gili Trawangan hanya membutuhkan waktu 30 menit - 1 jam dengan ongkos 10ribu rupiah. Pelabuhan dibuka jam 8 pagi dan kapal terkahir jam 5 sore. Akhirnya kita sampai di Gili Trawangan. Yeaahhh.  
                                                                 

Sunday, 21 April 2013

Bali-Lombok (Preambule)

Katanya surga dunia…
Well, apakah saya setuju atau tidak dengan sebutan tsb, kita lihat nanti… hohoho.

So, here we are…
9 cm goes to Balok (9 cm yang diambil dari asumsi panjang tato si om tato yang disesuaikan dengan jumlah kita ber-9 :D), 9 lulusan teknik kimia yang saat ini sedang “menikmati” kehidupan sebagai kacung perusahaan, yang sedang berusaha kabur dari rutinitas. Kalau kata salah seorang teman, “just wanna live while alive” #ceilah.

Tim terdiri dari 5 cowo-cowo ganteng nan kece yaitu Andre, Ers, Sukma, Tangguh, dan Hilman dan sisanya 4 cewe-cewe cantik nan aduhai yaitu friska, denoph, ika dan saya sendiri.


Beneran kece kan kita-kita? Ahiyy..

So, sebelum panjang lebar cerita tentang perjalan kami yang sungguh “amazing” dan penuh dengan ketawa. Saya ingin berterima kasih terlebih dahulu untuk -as always- pa Rully, bos saya tercintah yang sekali lagi mengijinkan anak buahnya untuk ngutang cuti lagi, walau saya harus berikrar terlebih dahulu untuk tidak mengambil cuti lagi hingga bulan oktober daaaaan direkam. Direkam sodara-sodara. Hahahaha

Untuk om Tatto dengan celana pendek dan kutangnya yang walau gara-gara beliau kita jadi warga Negara jahat karena beli tiket ke calo, tapi dia sungguh-sungguh jadi jokes kita sepanjang perjalanan, untuk Fahmi torres dkk yang mengijinkan kita nginep di selasaran warungnya, Ibu & Bapak di penginapan Dua Nina, Si Manis dan si Gold Chains (ngikik sendiri kalo inget Gold Chains), Bocah-bocah Seger Beach, dan Mba “Ida Ayu” *nama samaran dr Tangguh*. Di Tulisan selanjutnya, akan ketahuan siapa orang-orang ini… hohoho

Terimakasih Khusus untuk Pak Koming "si badan Rambo hati Rinto", Pak Komang, Pak Jamani dan Mas wawan...Our Drivers...

Liburan kali ini benar-benar berkesan sekali buat saya, bahkan sampai tulisan ini dibuat pun saya masih tidak bisa move on. Ini sesungguhnya liburan pertama dimana saya “terima bersih” dan gak tau mau dibawa kemana. Bahkan pertanyaan “ini dimana ya?” sempet terluncur dari mulut. Sesuatu yang luar biasa. Hahaha. Setiap sesuatu yang butuh keputusan, diputuskan langsung oleh ers dan andre. Mereka semua memang benar-benar bisa diandalkan. Mungkin benar kata Fia, kalau saya kadang-kadang suka ribet sendiri kalau jalan dan seharusnya memang lebih menikmati arah perjalanan mau membawa kita kemana. Yah walaupun memang ujung2nya balik lagi ke tingkat kepercayaan kita kepada seseorang (mungkin).