Sunday 26 May 2013

Pasir di Kuta, Lombok

Seperti inilah penampakan pasir di beberapa pantai di lombok. Seperti merica besarnya.

Assalamualaikum & Namaste

"Assalamualaikum"
Salam yang sudah hampir seminggu lebih tidak terdengar ketika sedang berada dinegeri sakura itu akhirnya terdengar juga ketika sedang isi ulang suica di stasiun shinjuku.

Dan betapa terkejutnya ketika mengetahui itu dilontarkan oleh seorang bule eropa dengan senyum besar tersungging di bibirnya.
"Where are you come from? Indonesia?"

Dilain waktu...

"Namaste"
Salam itu terdengar ketika sedang berada di Nara, dan dilontarkan oleh seorang anak smp laki-laki dengan senyum besar tersungging dibibirnya. Wajahnya seakan bahagia bertemu dengan orang yang dia kira berasal dari negeri india.

Dan saya pun hanya bisa membalas dengan senyum lebar yang tersungging dari bibir saya seraya menjawab "waalaikum salam" dan "namaste" :)

Senang rasanya jika suatu identitas diketahui dan dihormati oleh orang yang berbeda.

Japanese Digital Vending Machine

Vending machine digital yang bisa memberikan rekomendasi minuman kepada kita by facial recognation. Sesuai musim, umur, kondisi wajah, dan apalah lainnya.


Ketika pagi-pagi masih segar bugar, rekomendasi minumannya mineral water, dan ketika malam pulang udah kuyu, rekomendasi minumannya untuk saya adalah pocari sweat dan minuman energi.
Canggih lah.

Saturday 25 May 2013

A Beautiful Missionary

Have you ever heard a missionary speech and told that you will go to the hell because you're moslem and wearing hijab .... At traffic light....?
Iya, dilampu merah. Iya sekali lagi di lampu merah.

Dideket ueno park, jepang, ketika kita sedang lihainya menyebrang jalan. Ada seorang mba-mba cantik yang memanggil-manggil kita dan akhirnya mengejar, karena yg dipanggil tidak sadar jika sedang dipanggil. Mba-mba memakai topi gaul, long dress unyu, dan wajah seperti mba-mba umumnya di dorama-dorama jepang. Seketika wajah mba tersebut terlihat sedih melihat saya. Lalu dia menyerocos panjang lebar dengan logat halus kepada kami bertiga.

Awalnya saya mengira mba ini sales produk, tapi melihat raut muka fia yang tiba-tiba terlihat seperti menahan ketawa tapi harus terlihat sedih juga, acha yang mulai pura-pura tidak mengerti bahasa jepang, dan mbanya yang menunjuk-nunjuk saya yang memang memakai hijab sendiri, sudah bisa dipastikan mba ini bukan sales produk.

Seketika acha dan fia mengambil ancang-ancang untuk jalan cepat , mengucapkan "arigatou" dan akhirnya kita bisa lepas dari mba tersebut. Setelah itu acha yang memang kuliah disini sehingga mengerti bahasa jepang, bercerita kalau mba tersebut bilang kalian akan masuk neraka, karena kalian muslim. Untuk menghindarinya, kalian bisa dateng ke tempat ini setiap minggu pagi blaa blaa blaa bla blaa blaaa. Yah intinya seperti itu. Namun saat itu saya tidak tahu agama apa yang dia sebarkan.

Well, i dont understand why she was doing it at very late night... And at traffic light. Mungkin memang hanya kebetulan. Terlepas dari misinya, saya tetap menganggap mba ini baik dan hebat. Dia sedih karena tahu saya akan masuk neraka, padahal saya bukan siapa-siapanya. Sedangkan saya nya sendiri jarang sekali memikirkan kehidupan akhirat saya kelak akan seperti apa. Huft.